Translate

Kamis, 16 Januari 2014

Posted by Unknown
No comments | 1:41:00 PM
Postingan pada kali ini saya menceritakan cerita pengalaman pribadi nih. . . meski kurang menarik bahasanya tapi semoga dapat bermanfaat. :)

Tasku Dicuri, Netbookku Lenyap


Hari telah siang namun tertutupi awan, hari yang kucah cerah. Hampir sesuai dengan perasaaan saya saat ini, sungguh sepi. Teman-teman pergi berlibur, Ibu dan Bapak saya bekerja, adik saya sekolah dan saya sendirian di rumah. Namun Alhamdulillah saya di temani laptop saya ini, dan akhirnya tubuh ini bergerak untuk merangkai untaian kata dengan jemari-jemari diatas keyboard.

Otak saya membuka setiap arsip memori, memilih kisah manakah yang akan diapresiasikan dalam tulisan ini. Terpilihlah sebuah pengalaman yang sungguh berharga dan patut untuk dijadikan setiap orang yang membacanya.

Peristiwa itu terjadi sekitar enam bulan lalu tepat satu hari sebelum Bulan Romadhon, bulan yang selalu dinantikan oleh umat Islam. Sungguh bulan yang membahagiakan setiap jiwa yang hendak menjumpainya. Hari itu pun hati saya juga merasa riang, diawali pagi yang cerah saya memulai bersih-bersih. Selanjutnya persiapan untuk pergi ke kampus, bukan untuk kuliah tapi karena ada rapat atau biasa disebut syuro’ atau musyawarah. Hati saya yang gembira juga terlihat jelas di syuro’ itu, bahkan seorang kakak tingkat atau kepala divisi dimana saya sebagai staffnya beliau bertanya, “kenapa, Dek? Kelihatannya hari ini lagi seneng banget? Dari tadi banyak senyum.”

Syuro’ hari itu memang cukup lama, namun saya tidak sempat mengikutinya hingga selesai karena saya ada syuro’ di kepanitiaan lain. Ba’da dhuhurpun saya berangkat, syuro’ bertempat di salah satu mushola kampus. Dan setibanya di mushola hujanpun turun dengan lebat, karena sewaktu berangkat tadi memang sudah mulai gerimis. Karena terhalang hujan kepala bidang yang harusnya meimpin syuro’ pun datang terlambat, maka sayapun menggantikan beliau. Saya memimpin syuro’ ini pun dengan kegembiraan dalam hati saya. Syuro’ dimulai sekitar pukul 13.00 WIB atau jam satu siang dan kami sudahi ketika mendengar adzan sholat ashar.


Karena sudah masuk sholat ashar, salah satu laki-laki yang ada dalam mushola itupun adzan. “Allohuakbar allohuakbar. . . allohuakbar allohukabar. . .” dan seterusnya lafadz adzan dikumandnagkan.

Ketika itu ada lima orang laki-laki saya, kepala bidang atau teman saya, dan ketiga mahasiswa di fakultas tempat kami syuro’. Dan kalau tidak salah ada empat wanita atau mungkin lebih. Setelah itu menyusullah salah satu karyawan dari fakultas tersebut, tapi karena beliau kira tidak ada air untuk berwudhu beliaupun kembali tidak jadi sholat berjam’ah. Sementara kami mencari air dan ternyata air masih menyala meski mati lampu ketika itu.

Setelah berwudhu kamipun mulai persiapan sholat berjama’ah. Untuk keamanan tas saya yang berisi net book pun saya letakkan di depan dan saya tutup dengan jaket saya. Namun saya diminta untuk jadi imam, dan saya lupa untuk membawa tas saya. Tas saya berada di shof terdepan namun tidak dalam awasan saya, semntara rata-rata jamaah adalah orang yang tidak begitu saya kenal.

Sebelum memulai sholat berjama’ah shof pun saya tata, saya mengingatkan untuk merapatkan dan meluruskan shof. Ketika hendak dimulai menyusul seorang karyawan terlihat dari seragamnya yang ada di fakultas tersebut yang juga hendak sholat berjam’ah juga dan sholatpun dimulai.

Seusai sholat saya berbalik badan dan teman saya pun berpamitan karena beliau hendak ada acara lain. “ afwan ana duluan ya, assalamu’alaikum!” beliau berpamitan. “wa’alaikumsalam!” sayapun menjawab salam beliau. Seusai berdo’a saya pun hendak pulang. Ketika mengambil tas alangkah terkejutnya saya tas yang tertutupi jaket saya ternyata berubah entah itu tas siapa. Saya mengira tas teman saya tertukar dengan tas saya, sayapun lekas lari keluar tapi tas teman saya tidak tertukar saya pun panik. Kemudian saya mencari di sekitar mushola, saya bertanya ke bagian area akhwat (wanita), tapi juga tidak ada.

Saya bingung harus berbuat apa, Alhamdulillah saya masih ditemani oleh tiga mahasiswa fakultas tadi. Kami membuka tas yang ditukar dengan tas saya, ternyata memang tas saya ditukar dengan tas kosong. Saya pun memulai menyimpulkan, “ternyata memang tas saya dicuri ini.” Kemuadian karyawan yang tadi berjam’ah dengan kami pun menumbangkan suaranya, “memang di sini itu sering ada pencurian Dek, makanya hati-hati. itu buktinya ada peringatan di depan pintu.” Kalimat itu meungkin menurut beliau menenagkan, tadi jujur kalimat itu membuat hati ini semakin sakit dan sedih. Kemudian salah satu diantar ketiga mahasiswa tadipun meminjami saya handphone, karena kebetulan pulsa saya habis. Dia memintan saya untuk mencoba menghubungi teman saya yang sudah pulang lebih dulu tadi untuk memastikan apakah tasnya tertukar atau tidak. Ternyata memang tidak tertukar.

Saya mencoba menenangkan diri saya sejenak, kemudian saya kembali meminjam handphone untuk menelfon teman saya. Kali ini saya bertanya tetang kedaan tas saya ketika sholat, karena yang paling dekat jaraknya dengan tas saya adalah teman saya tersebut. Beliau menjelaskan,”tadi pas sholat sih memang ada orang yang mau mengaji pakaiannya putih dan masih muda, tapi tidak jadi dan kemudian dia langsung pergi.”

Setelah itu sayapun sudah yakin kalau memang saya telah menjadi korban pencurian. Tas saya yang berisi netbook lengkap dengan charger, modem, flashdisk, buku kuliah, serta barang-barang lainnya, kitab siroh nabawiyah yang saya pinjam dari teman saya pun ikut digondol maling itu. Sayapun pulang dengan tas kosong dengan perasaan sedih, panik, takut dan bingung menyelimuti setiap sel dalam tubuh saya. Entah bagaimana harus menjelaskan ke orang tua.

Setelah pertistiwa itu tentu saja ada banyak hal yang tidak menyenangkan terjadi pada diri saya. Dimarahi orang tua, sholat tarawih pertama tapi tak senyaman bila tak taerjadi peristiwa itu, dan lain-lain pastinya. Sayapun juga menanyakan pendapat ke beberapa orang tentang musibah saya saya alami. Dan merekapun berbeda-beda nasehatnya tentunya, ada banyak motivasi, nasehat, dan berbagai ceritapun saya dapat. Intinya mereka mengingatkan saya agar bersabar dan bermuhasabah, instropeksi diri, memohon ampun mungkin telah berbuat dosa, dan mendo’akan saya agar mendapat ganti yag lebih baik serta diberi kesabaran.

Sungguh ketika itu saya merasakan betapa baiknya saudara-saudara muslim yang mengelilingi saya. Tapi ada satu teman saya yang member masukan agar saya mengadukan itu ke pihak kampus, meski kemungkinan ditangani sedikit setidaknya saya bias tahu sejauhmana kepedulian pihak kampus akan peristiwa semacam ini yang menimpa mahasiswanya. Selain itu orang tua saya meminta agar saya lapor polisi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Keesokan harinya saya lapor ke kampus tepatnya di sakultas tempat saya kehilangan dan di kantor polisi solo. Pertama saya lapor ke kampus, dan jawaban beberapa karyawan yang saya temui adalah,

“wah di sini memag sering, Anda bukan korban pertama,” kata salah seorang karyawan.
“memangnya yang hilang apa saja,” sahut karyawan lainnya.
“banyak Pak, tas dan seisinya. Isinya itu ada netbook, buku, modem, flash disk, map yang berisi berkas-berkas saya, Al Qur’an. . .” jawab saya.
“ada Al Qur’annya juga? Yah semoga malingnya dapat hidayah dan taubat, soalnya ada Al Qur’annya juga e.” jawab karyawan tadi.
“aamiin. . . tapi selanjutnya klau saya mau lapor polisi bagaimana ya Pak? Apa ada surat pengantar dari kampus mungkin?” sayapun mengamini do’anya dan lanjut bertanya.
“gak usah langsung aja ke kantor polisi Mas.”
“iya Pak terimakasih.” Saya menghiyakan anjuran karyawan tadi.
“memang di sini itu sering terjadi kemalingan og.” Celoteh salah satu karyawan dintara mereka.
“tapi kok gak dipasangi kamera CCTV po piye ngono ya?” sahut karyawan lain.

Merekapun malah sibuk ngobrol dan saya langsung pergi ke kantor polisi, namun karena sudah masuk waktu sholat dhuhur saya pun sholat dhuhur terlebih dahulu. Selesai sholat saya menuju kantor polisi, namun tidak sendiri kali ini saya diteman oleh kepala divisi yang menemani saya syuro’ kemarin pagi.

Dari cerita itu memang saya lah yang salah, karena saya lah yang ceroboh. Namun tentu saja saya ada beberapa harapan.
“ Untuk kampus saya tercinta semoga kedepan dapat member fasilitas dan kepedulian yang lebih baik tentunya terhadap mahasiswanya. “
“Untuk pembaca semoga lebih dapat berhati-hati.”
"untuk sesama korban pencurian nih, yang sabar dan semoga Alloh memberi ganti yang lebih baik.”
“Dan terakhir buat si maling semoga mendapatkan hidayah dan bertaubat, apapun alasannya tetap saja perbuatan mencuri adalah dosa. Entah berapa banyak orang yang terdzolimi karena perbuatan semacam ini. Belum lagi pencuri kelas kakap macam koruptor, entah berapa banyak, puluhan, ratusan, ribuan, jutaan atau bahkan lebih dari itu orang-orang yang sengsara karena perbuatan kalian. Selagi ada umur untuk bertabat segeralah bertaubat, karena setiap perbuatan kelak akan dimintai pertanggung jawabannya.”
“Oya terakhir untuk seluruh penerus generasi bangsa, jangan pernah jadi koruptor ya. . . makanya harus belajar jujur dari sekarang, jangan sampai mengecambahkan benih-benih korup, karena bila itu terpelihara kelak bias saja menjadi karakter korup juga.










Senin, 13 Januari 2014

Posted by Unknown
No comments | 5:30:00 AM

Aku Tidak Akan Memilih Orang Lain Selain Dirinya


Ketika seseorang meninggalkan keluarga, kerabat, dan negeri yang telah membesarkannya, maka dia akan senantiasarindu kepada mereka. Dia akan rindu dengan ayahnya yang telah mendidiknya, ibunya yang mengasihinya, para kerabat yang hidup bersamanya, teman-teman sebaya yang dia telah habiskan masa kecilnya bersama mereka dan kampung halaman tempat dia besar. Merupakan suatu yang mengherankan, jika seseorang mempunyai kesempatan untuk kembali kepada keluarganya, tetapi dia justru mengalahkan keinginannya dan memilih tetap pada kehidupan barunya serta tetap tinggal di negeri yang bukan negerinya atau keluarga yang bukan keluarganya.

Salah satu orang yang mengherankan itu adalah Zaid bin Haritsah. Ketika dia masih kecil, beberapa orang Arab menculiknya dalam salah satu pertempuran Arab yang tidak pernah berhenti. Oleh para penculiknya, Zaid dijual di pasar Ukadz. Lalu dia dieli oelh Hakim bin Hizam untuk bibinya, Khadijah binti Khuwailid seharga empat ratus dirham. Kemudian dia dihadiahkan oleh Khadijah kepada Rasulullah saw setelah menikah dengan beliau.

Ayah dan pamannya kemudian mengetahui tempat tinggal dia. Keduanya lalu pergi ke Mekah untuk menebus dirinya. Mereka bertanya tempat tinggal Rasulullah saw, sampai akhirnya mereka dapat menemukannya. Mereka lalu datang dan berkata, "Wahai Ibnu Abdil Munthalib, wahai anak pembesar kaumnya. Kalian adalah penduduk Tanah Haram. Kalian menyelamatkan orang yang teraniaya dan kalian juga memberi makan para tawanan. Kami datang kepadamu karena anak kami yang menjadi budakmu. Maka, kasihanilah kami dan berbuat baiklah dengan menebusnya. Kami akan mengangkat kebesaranmu."

Maka Rasullullah berkat, "Ada apa sebenarnya?"

Mereka menjawab,"Zaid bin Haritsah"

Rasulullah saw berkata lagi, "Apa tidak ada yang lain? aku akan memanggilnya, maka berilah dia kesempatan untuk memilih. Jika dia memilih kalian, maka dia menjadi milik kalian tanpa tebusan. Dan jika dia memilihku, maka demi Allah, bukanlah aku yang meminta orang memilihku sebagai tebusan."

Maka mereka berkata,"Engkau telah memberi kami lebih dari keadilan."

Lalu, Rasulullah saw memanggil Zaid dan berkata kepadanya," Apakah kamu tahu siapa mereka?"

"Ya," jawabnya. "Yang ini adalah ayahku dan yang ini adalah pamanku."

Rasulullah saw kemudian berkata lagi, "Aku adalah yang telah kamu ketahui. Kamu telah melihat bagaimana persahabatanku denganmu. Maka, pilihlah diriku atau mereka."

Tanpa ragu-ragu dan berpikir banyak, Zaid langsung menjawab,"Saya tidak akan memilih selain dirimu. Engkau bagiku seperti ayah dan pamanku."

Hal itu sangat mengherankan, sehingga membuat ayah dan pamannya menjadi marah dan berkata,  "Celakalah kamu, Zaid. Apakah kamu lebih memilihnya dripada ayah, paman, dan keluargamu?"

Dia menjawab,"Ya. Saya telah melihat beliau ini seorang yang berbeda, yang tidak mungkin karena itulah saya harus memilih orang lain selain dirinya."

Ketika Rasulullah saw melihat hal itu dia menyuruh Zaid keluar dari ruangan dan berkata kepada kedua tamunya,"Jadilah kalian saksi bahwa aku telah mengangkat Zaid sebagai anakku yang mewarisiku dan yang kuwarisi." Melihat hal itu, hati ayah dan pamannya menjadi tenang lalu mereka pergi.

Minggu, 12 Januari 2014

Posted by Unknown
No comments | 7:00:00 AM

Cara Budidaya Manggis

  1. Syarat Tumbuh Tanaman Manggis
    Agar dapat  tumbuh dengan baik, pohon manggis memerlukan media tanah dengan syarat ketinggian 500 – 1.000 mdpl. Selain itu kondisi tanah juga harus memiliki daya drainase yang baik dan tidak boleh tergenang, serta memiliki kedalaman sekitar 50 sampai 200 meter. Iklim yang paling cocok bagi tanaman manggis adalah iklim tropis bersuhu sekitar 22-32°C dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Kondisi angin yang terbaik adalah tidak terlalu kencang. 
    Tanah yang baik untuk tanaman manggis adalah keadaan tanahnya subur,gembur,banyak mengandung bahan organik (humus).Dengan reaksi tanah agak asam sampai netral (PH 5,5-7,0).Tata udara maupun tata airnya baik adalah dengan kedalaman air tanah antara 50-200 cm.
     
  2. Pembibitan Manggis
    Pohon manggis dapat diperbanyak dengan biji/bibit hasil penyambungan pucuk dan susuan, berikut penjelasannya:
    • Perbanyakan dengan biji dalam bedengan. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100-120 cm dengan jarak antar bedengan 60-100 cm. Tanah diolah kedalam 30 cm, kemudian campurkan pasir, tanah dan bahan organik halus (3:2:1). Persemaian diberi atap jerami/daun kelapa dengan ketinggian sisi Timur 150-175 cm dan sisi Barat 10-125 cm. Benih ditanam dalam lubang tanam berukuran 10 x 10 cm dengan jarak tanam 3 x 3 cm dan jarak antar baris 5 cm pada kedalaman 0,5-1,0 cm. Tutup benih dengan tanah dan selanjutnya bedengan ditutup dengan karung goni basah atau jerami setebal 3 cm. Persemaian disiram 1-2 kali sehari, diberi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 2 g/tanaman setiap bulan. Setelah berumur 1 tahun, bibit dipindahkan ke polybag ukuran 20 x 30 cm berisi campuran tanah dan kompos/pupuk kandang (1:1). Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun dan siap ditanam dilapangan/dijadikan batang bawah pada penyambungan.
    • Perbanyakan dengan penyambungan pucuk, potong bahan bawah setinggi 15-25 cm dari pangkal leher lalu buat celah di ujung batang sepanjang 3-5 cm. Runcingkan pangkal batang atas sepanjang 3-5 cm. Selipkan bagian runcing batang atas (pucuk) ke dalam celah batang bawah. Balut bidang pertautan batang bawah dan atas dengan tali rafia. Pembalutan dimulai dari atas, lalu ikat ujung balutan dengan kuat. Tutupi hasil sambungan dengan kantung plastik transparan dan simpan di tempat teduh. Setelah 2-3 minggu penutup dibuka dan bibit dibiarkan tumbuh selama 3-4 minggu. Balutan dapat dilepas setelah berumur 3 bulan yaitu pada saat bibit telah bertunas. Setelah berumur 6 bulan bibit siap dipindahtanamkan ke kebun. Selama penyambungan siram bibit secara rutin dan siangi gulma.
       
    • Perbanyakan dengan penyambungan susuan. Pilih pohon induk yang produktif sebagai batang atas. Siapkan batang bawah di dalam polibag dan letakan di atas tempat yg lebih tinggi daripada pohon induk manggis. Pilih satu cabang (entres) dari pohon induk utk bahan cabang atas. Diameter cabang lebih kecil atau sama dengan batang bawah. Sayat batang bawah dengan kayunya kira-kira 1/3-1/2 diameter batang sepanjang 5-8 cm. Sayat pula cabang entres dengan cara yg sama. Satukan bidang sayatan kedua batang dan balut dengan tali rafia. Biarkan bibit susuan selama 5 - 6 bulan. Pelihara pohon induk dan batang bawah di dalam polibag dengan intensif. Susuan berhasil jika tumbuh tunas muda pada pucuk batang atas (entres) dan ada pembengkakan (kalus) di tempat ikatan tali. Bibit susuan yang baru dipotong segera disimpan di tempat teduh dengan penyinaran 30% selama 3-6 bulan sampai tumbuh tunas baru. Pada saat ini bibit siap dipindahtanamkan.
     
  3. Persiapan Lahan
    Persiapan lahan untuk tanaman manggis terdiri dari penyiangan, pengolahan lahan, pembuatan lubang tanam, pemberian pupuk dasar dan penanaman pohon naungan. Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan parang atau kored dan cangkul. Pengolahan lahan ini, menebang dan mendongkel  pohon-pohon yang tidak diperlukan yang tumbuh pada areal pertanaman, sehingga lahan bersih dari sisa-sisa akar tanaman. Pengolahan lahan ini dilakukan secara manual satu kali dalam  satu tahun. Pembuatan lubang tanam bertujuan untuk menjamin pertumbuhan dan produksi optimal tanaman.
    Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang. Pemberian pupuk dasar ini dimaksudkan untuk menambah kesuburan tanah dan menambah bahan organik sehingga tanaman mampu berproduksi secara maksimal. Dosis pupuk kandang yang diberikan untuk lahan seluas 1 hektar adalah sebanyak 130 karung dengan kapasitas per karung 50 kilogram.
    Penanaman pohon naungan bertujuan untuk memberikan lingkungan tumbuh sesuai dengan kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman tersebut sebagai tanaman pelindung. Penanaman pohon naungan dilaksanakan 3 bulan sebelum penanaman manggis. Adapun yang dijadikan sebagai pohon naungan ini adalah pohon petai dan pisang, karena selain hasilnya dapat dimanfaatkan juga dapat menghambat pertumbuhan gulma.
  4. Penanaman
    Tanaman manggis ditanam pada awal musim hujan agar kelembaban tanah dapat terjaga. Penanaman tanaman manggis harus dilakukan secara benar supaya pertumbuhan dan produksi tanaman manggis diperoleh secara optimal. Adapun langkah langkah penanaman tanaman manggis adalah sebagai  berikut :

    • Menetapkan titik lubang tanam dengan jarak tanam 10 x 10 meter untuk benih dari perbanyakan biji.
    • Membuat lubang tanam berukuran 50 cm x 50 cm  x 50 cm.
    • Tanah digali sedalam 50 cm, tanah galian bagian atas diletakan pada sisi kanan dan tanah bagian bawah diletakan disisi kiri lubang tanam.
    • Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 15 – 30 hari, untuk mendapatkan aerasi yang baik.
    • Tanah galian bagian atas dikembalikan ke lubang terlebih dahulu setelah dicampur dengan 20 kilogram pupuk kandang.
    • Benih ditanam hingga ± 5 cm diatas pangkal batang. Lakukan penanaman bibit manggis pada awal musim hujan kemudian diberi naungan, usahakan tanaman mengarah ke timur agar mendapatkan sinar matahari pagi. Pemberian naungan bertujuan untuk mencegah layu dan kematian pada benih yang baru ditanam.

  5. Penyulaman
    Penyulaman dilakukan karena tanaman manggis yang ditanam petumbuhannya kurang baik bahkan ada juga yang mati serta hilang. Penyulaman dilakukan pada tahun ke dua.
  6. Penyiangan
    Penyiangan yang dimaksudkan adalah untuk mencegah :
    • Persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara antara tanaman manggis dan gulma.
    • Hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman manggis.
    • Gangguan terhadap tanaman manggis terutama yang merambat pada tanaman manggis.
    • Terjadinya kesulitan dalam pemeliharaan dan panen.
    Penyiangan dilakukan secara manual setiap satu kali dalam satu tahun. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan membabat habis gulma-gulma disekitar tanaman manggis dengan menggunakan parang dan cangkul.
  7. Pemupukan
    Cara pemupukan tanaman manggis adalah sebagai berikut :
    •  Pupuk diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu setengah dosis pupuk pada saat menjelang tanaman akan berbunga yaitu pada awal musim hujan dan setengah dosis lagi sesudah panen yaitu pada akhir musim hujan.
    • Pupuk diberikan dalam larikan melingkar batang sedalam 10 – 20 cm tepat di bawah tepi tajuk, lalu tutup dengan tanah dan langsung disiram sehingga cukup basah (lembab).
    Dosis pupuk yang diberikan erat hubungannya dengan tajuk tanaman. Semakin rindang tajuk tanaman semakin banyak dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman. Adapun dosis pupuk untuk tanaman manggis dapat dilihat pada Tabel 1.
    Tabel 1. Dosis Pemberian Pupuk untuk Tanaman Manggis.
    Umur Tanaman(tahun)
    Pupuk Kandang (kg/pohon)
    Masa Juvenil

    1 – 2 tahun
    50
    2 – 4 tahun
    50
    4 – 6 tahun
    100
    Masa Produktif

    6 – 8 tahun
    100
    8 –10 tahun
    200
    > 10 tahun
    200
  8. Pengendalian Hama dan Penyakit
    Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman manggis tidak dilakukan secara kimiawi tetapi dengan pengendalian secara manual yaitu dengan pemangkasan bagian tanaman yang terserang kemudian dibakar. Penyakit yang sering menyerang tanaman manggis adalah busuk akar merah   (Ganoderma pseudoferreum) dan akar coklat (Fomes noxius), kanker batang atau cabang (Botryosphaeria ribis), bercak daun (Pestalotiopsisi sp), dan getah kuning (Fusarium Sp), sedangkan hama yang banyak ditemui adalah hama tupai.
  9. Pemangkasan
    Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman manggis yaitu dengan memangkas cabang dan ranting yang tidak produktif, kering dan ranting yang mengarah ke dalam, tunas air dan ranting yang terserang Organisme Pengganggu Tumbuhan. Adapun tujuan pemangkasan pada tanaman manggis adalah :
    • Membentuk percabangan yang ideal.
    • Merangsang pertumbuhan tunas-tunas produktif.
    • Meningkatkan penetrasi cahaya matahari pada tajuk.
    • Memudahkan dalam pemeliharaan.
    • Mengurangi resiko serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan.
    Pemangkasan dilakukan setelah panen atau pada awal musim hujan dan dilakukan secara serentak. Pemangkasan tanaman manggis pada tanaman muda kurang 7 tahun tidak perlu dilakukan, karena sinar matahari masih dapat masuk  ke  dalam tajuk. Pemangkasan dilakukan pada umur tanam lebih 8 tahun. Alat yang digunakan dalam pemangkasan adalah gunting stek dan gergaji.
  10. Panen
    Penanganan panen hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
    • Kemasakan Buah
      Tujuan penentuan waktu petik adalah untuk mendapatkan kematangan sesuai dengan permintaan pasar. Buah manggis yang telah mencapai tingkat kematangan optimal ditandai dengan penampakan fisik buah, yakni kulit buah telah berwarna ungu kemerah-merahan hingga merah. Buah kelewat matang memiliki kulit buah berwarna ungu kehitam-hitaman dan buah yang belum matang memiliki kulit buah berwarna hijau muda. Dari berbunga hingga matang, umumnya memerlukan waktu 104 – 110 hari.
      Pemanenan buah pada satu pohon dapat dilakukan beberapa kali karena proses pematangan buahnya tidak bersamaan. Oleh karena itu, usahakan pemetikan buah manggis harus berdasarkan tingkat kematangan buah yaitu indeks kematangan tingkat 3 dan 4. Untuk lebih jelasnya indek kematangan buah manggis dapat dilihat pada Tabel 3.
      Tabel 3. Tingkat Indeks Kematangan Buah Manggis Segar, 2007.
    Indeks
    Kematangan Buah
    Penjelasan
    Indek 0
    Warna buah kuning kehijauan, kulit buah masih banyak mengandung getah dan buah belum siap dipetik/dipanen
    Indek 1
    Warna kulit buah hijau kekuningan, buah belum tua dan getah masih banyak. Isi buah masih sulit dipisahkan dari daging. Buah belum siap dipanen.
    Indek 2
    Warna kulit buah kuning kemerahan dengan bercak merata hampir merata. Buah hampir tua dan getah mulai berkurang. Isi buah masih sulit dipisahkan dari daging kulit. Buah belum siap dipanen
    Indek 3
    Warna kulit buah merah kecoklatan. Kulit buah masih bergetah. Isi buah sudah dapat dipisahkan dari daging kulit. Buah disarankan dapat dipetik untuk tujuan ekspor.
    Indek 4
    Warna kulit buah merah keunguan. Kulit buah masih sedikit bergetah. Isi buah sudah dapat dipisahkan dari daging kulit dan buah dapat dikonsumsi. Buah dapat dipetik untuk tujuan ekspor.
    Indek 5
    Warna kulit buah ungu kemerahan. Buah mulai masak dan siap dikonsumsi. Getah telah hilang dan isi buah mudah dilepaskan. Buah lebih sesuai untuk pasar domestik.
    Indek 6
    Warna kulit buah ungu kehitaman. Buah sudah masak. Buah sesuai untuk pasar domestik dan siap saji.
    Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, 2007.
    • Cara Panen
      Panen buah manggis dilakukan dengan cara memetik atau memotong pangkal tangkai buah. Pemetikan buah yang tidak terjangkau aleh tangan dapat dilakukan dengan menggunakan galah bambu yang ujungnya dilengkapi songgok berbentuk lingkaran atau bulat lonjung dan diberi jala untuk menampung buah. Buah manggis yang telah di petik dimasukkan ke dalam wadah pengumpulan buah (keranjang) dan segera dikumpulkan di tempat yang teduh agar tidak terkena cahaya matahari langsung.
  11. Pasca Panen
    Buah manggis yang telah dipetik, sebelum sampai kepada konsumen (pasar), masih memerlukan penangan lebih lanjut. Penanganan pasca panen buah manggis meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
    • Sortasi dan Grading
      Sortasi adalah kegiatan memisah-misahkan buah manggis yang baik dan     buah-buah yang rusak serta memisahkan-misahkan buah manggis berdasarkan besar kecilnya buah. Grading adalah pengelompokan buah menjadi beberapa kelas mutu.
      Kegiatan sortasi buah manggis yang sehat dipisahkan dari buah manggis yang rusak (cacat), baik karena memar atau yang terserang hama dan penyakit, dan memisah-misahkan buah manggis yang berukuran besar dan kecil. Setelah dilakukan sortasi, buah manggis dikelompokan (grading) berdasarkan standar mutu buah. Ukuran buah manggis tersebut dapat di lihat pada Tabel 4.
      Tabel 4. Klasifikasi Berdasarkan Jumlah, Berat, Lingkar Buah.
    Grade
    Jumlah Buah
    (1 kg)
    Berat Buah
    (g)
    Lingkaran Buah
    (mm)
    Grade Super A
    6 – 8
    > 125
    > 62
    Grade A
    10
    101 – 125
    59 – 62
    Grade B
    13
    76 – 100
    53 – 58
    Grade C
       15
    51 – 75
    46 – 52
    Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura. 2007.
    • Penyimpanan
      Kesegaran buah manggis selama belum terjual harus dapat dipertahankan. Oleh karena itu, penyimpanan buah manggis sebelum terjual harus dapat melindungi buah dari kerusakan karena hama dan penyakit di tempat penyimpanan atau karena faktor biologis buah itu sendiri. Dengan penyimpanan yang baik, maka kesegaran buah dan mutu buah tetap baik hingga sampai di pasaran (konsumen).
      Buah manggis yang sudah mengalami sortasi dan grading di simpan dalam keranjang dan ditempatkan di tempat yang tidak terkena matahari langsung dan diusahakan di tempat yang lembab misalnya gudang.
    •  Pengemasan dan Pengangkutan
      Buah manggis yang diangkut ke pusat-pusat pemasaran harus dikemas dengan baik. Pengemasan bertujuan untuk mencegah kerusakan buah selama pengangkutan, baik kerusakan mekanis karena gesekan, tekanan dan himpitan maupun kerusakan fisiologis karena proses transpirasi dan proses respirasi. Selain itu, pengemasan juga berfungsi untuk memudahkan pengangkutan.
      Pengemasan buah manggis dapat menggunakan kotak kemas yang terbuat dari kayu (untuk kualitas BS), karton atau keranjang. Untuk perjalanan jarak jauh, pengemasan buah manggis sebaiknya menggunakan kemasan kotak kayu atau keranjang.

Kamis, 09 Januari 2014

Posted by Unknown
No comments | 4:59:00 PM

Syaikh Abu Bakar Jabir AI-Jazairi : Bukti Nyata Keberadaan Jin dan Syaithan


Syaikh Abu Bakar Jabir AI-Jaza-iri hafizhahullah bercerita:
“Saya pernah memiliki seorang kakak perempuan bernama Sa’diyyah. Pada suatu hari, ketika kami masih sama-sama kecil, kami mengambil setandan kurma melalui tali yang sudah diikatkan pada tandan tersebut. Saudariku —Sa’diyyah— menarik tali tersebut, namun ia kerepotan, hingga akhirnya setandan kurma tersebut jatuh ke tanah dan (nampaknya) menimpa salah satu jin. Sepertinya, jatuhnya setandan kurma tersebut membuat jin itu merasa kesakitan, hingga ia pun melakukan pembalasan kepada saudariku.
Jin itu terus mendatangi saudariku di saat tidurnya selama dua, tiga kali, bahkan lebih dalam sepekan. Jin itu mencekiknya, sementara saudariku hanya bisa menendang-nendangkan kakinya dan mengguncang-guncangkan tubuhnya seperti kambing yang disembelih. Jin itu tidak mau pergi melainkan jika saudariku sudah nampak seperti orang mati.
Suatu kali, jin itu mengatakan bahwa ia melakukan hal itu karena Sa’diyah telah menyakitinya pada hari dan tempat yang ia sebutkan.

Jin itu terus mendatanginya untuk menyiksa dan menyakitinya dengan cara menyurupinya ketika saudariku telah tidur hingga akhirnya membuatnya meninggal setelah jin itu melakukan penyiksaan yang tidak tertahankan, selama sepuluh tahun!
Di malam terakhir, jin itu datang untuk menyurupinya seperti biasa, lantas saudariku terus menendang-nendangkan kakinya hingga ia pun meninggal dunia. Semoga Allah memberi ampunan dan kasih sayang-Nya kepada saudariku. Amin.
Inilah kejadian yang saga alami sendiri dalam keluarga kami, dan kami melihatnya sendiri dengan mata kepala kami. Dan tentunya, orang yang melihat langsung tidaklah sama dengan orang yang hanya mendengar.” [Aqiidatul Mu'miin hal.175, Karya Syaikh Abu Bakar alJabir al Jazaa-iri hafizhahullah]

Senin, 06 Januari 2014

Posted by Unknown
No comments | 10:42:00 PM

7 Ciri "Sok Tahu"


'Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.

1. Enggan Membaca

Ketika disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang 'sok tahu' pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui.

Disisi lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.

2. Enggan Menulis

Orang yang sok tahu terlalu mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan menghafal pengetahuan atau ilmu yang diperolehnya. Ia enggan mencatat. "Ngerepotin," katanya. Seolah-olah, otaknya adalah almari baja yang isinya takkan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia. Orang yang sok tahu enggan mencatat setiap membaca, menyimak khutbah, kuliah, ceramah, dan sebagainya. Padahal, Allah telah mengajarkan penggunaan pena kepada manusia.

Di sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat pengetahuan yang diperolehnya, tapi ia merasa terlalu bodoh untuk mampu menulis. "Susah," katanya. Padahal, merasa terlalu bodoh itu jangan-jangan pertanda kemalasan. Emang sih, kalo nulis buat orang lain, kita perlu ketrampilan tersendiri. Tapi, bila nulis buat diri sendiri, bukankah kita gak bakal kesulitan nulis 'sesuka hati'? Apa susahnya nulis di buku harian, misalnya, "Tentang ciri sok tahu, lihat al-'Alaq!"?

3. Membanggakan Keluasan Pengetahuan

Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, banyak menulis, banyak mendengar, banyak berceramah, dan sebagainya tanpa menyadari bahwa pengetahuan yang ia peroleh itu semuanya berasal dari Allah. Ia mengira, prestasi yang berupa luasnya pengetahuannya ia peroleh berkat kerja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itu pun semuanya atas kehendak-Allah.

Mungkin ia suka meminjam atau membeli buku sebanyak-banyaknya, tetapi membacanya hanya sepintas lalu atau malah hanya memajangnya. Ia merasa punya cukup banyak wawasan tentang banyak hal. Ia tidak merasa terdorong untuk menjadi ahli di bidang tertentu. Kalau ia menjadi muballigh 'tukang fatwa', semua pertanyaan ia jawab sendiri langsung walau di luar keahliannya. Ia mungkin bisa menulis atau berbicara sebanyak-banyaknya di banyak bidang, tetapi kurang memperhitungkan kualitasnya.

4. Merendahkan Orang Lain Yang Tidak Sepaham

Bagi orang Islam yang sok tahu, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera saja ia menuduh mereka telah melakukan bid'ah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya. Bahkan, misalnya, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain walau mereka punya dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai "Yang Maha Tahu", terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah Swt berfirman: "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan." (an-Najm [53]: 32)

Muslim yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan menjadikan dosa itu identik dengan kesesatan dan kekafiran! Lalu atas dasar itu dengan gampangnya ia mengeluarkan 'vonis hukuman mati'. Padahal, dalam sebuah hadits shahih dari Usamah bin Zaid dikabarkan, "Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallaah, maka ia telah Islam dan terpelihara jiwa dan hartanya. Andaikan ia mengucapkannya lantaran takut atau hendak berlindung dari tajamnya pedang, maka hak perhitungannya ada pada Allah. Sedang bagi kita cukuplah dengan yang lahiriah."

5. Menutup Telinga dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain

Orang yang sok tahu tidak memberi peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangan yang selama ini ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat selayang pandang gagasan orang-orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan dengannya. Ia tidak mau tahu bagaimana mereka berhujjah (berargumentasi).

Di samping itu, orang yang sok tahu itu bersikap fanatik pada pendapat golongannya sendiri. Seolah-olah ia berseru, "Adalah hak kami untuk berbicara dan adalah kewajiban kalian untuk mendengarkan. Hak kami menetapkan, kewajiban kalian mengikuti kami. Pendapat kami semuanya benar, pendapat kalian banyak salahnya." Orang yang terlalu fanatik itu tidak mengakui jalan tengah. Ia menyalahgunakan aksioma, "Yang haq adalah haq, yang bathil adalah bathil."

6. Suka Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat

Muslim yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatasnamakan Islam tanpa memeriksa kuat-lemahnya dasar-dasarnya. Ia suka berkata, "Menurut Islam begini.... Islam sudah jelas melarang begitu...." dan sebagainya, padahal yang ia ucapkan sesungguhnya hanyalah, "Menurut saya begini.... Saya melarang keras engkau begitu...." dan seterusnya. Kalau toh ia berkata, "Menurut saya bla bla bla....", ia hanya mengemukakan opini pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun aqli.

7. Suka Berdebat Kusir
Jika pendapatnya dikritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik pengkritiknya. Ia enggan mencari celah-celah kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi-sisi kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan debatnya dan menonjol-nonjolkan kekuatan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan, bukan mencari kebenaran.

Demikianlah beberapa ciri orang yang sok tahu menurut surat al-'Alaq dalam pemahamanku. Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, semoga kita masing-masing dapat melakukan introspeksi dan memperbaiki diri sehingga kita tidak menjadi orang yang sok tahu. Aamien.

Diberdayakan oleh Blogger.